Sanggar Seni Mutianggaluku merupakan wadah kebudayaan yang berbasis di Desa Luku, Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Sanggar ini menjadi bagian penting dari upaya pelestarian budaya lokal sekaligus pengembangan bakat generasi muda dalam seni tradisional. Berawal dari nama "Sanggar Seni Kaili Ntovea", sanggar ini berdiri pada tahun 2010 di Desa Balamoa, yang kini masuk wilayah administrasi Desa Luku. Sanggar ini dirintis oleh beberapa tokoh, yaitu Sumarno Iskandar H.D. (penyiar RRI Palu), Kenedi, S.S., dan Syah Rizal Datupamusu, yang kala itu bersemangat menghidupkan kembali seni dan budaya lokal bersama beberapa pemuda, seperti Anhar, Firawarni, Tantri, Reno, Niz'ati, Sadri, Nuim, dan Sefri.
Awalnya, sanggar ini memfokuskan diri pada kegiatan seni lokal dengan anggota terbatas. Namun, berkat antusiasme generasi muda yang kian besar, keanggotaan pun bertambah secara signifikan, dan aktivitasnya pun semakin meluas. Dalam upgrading pertama pada 7 Juli 2017 di Desa Kaleke, diputuskan untuk mengganti nama sanggar menjadi "Sanggar Seni Mutianggaluku", mengingat nama "Kaili Ntovea" telah digunakan oleh sanggar lain. Pergantian nama ini menandai awal baru bagi Mutianggaluku untuk mengembangkan program-programnya. Pada saat itu, Sadri terpilih sebagai ketua baru, membawa visi yang lebih besar untuk mengembangkan berbagai cabang seni tradisional dan modern.
Sejak pergantian nama, Sanggar Seni Mutianggaluku tidak hanya memperluas jumlah anggota, tetapi juga mempererat kerja sama dengan beberapa sanggar lain, seperti Sanggar Seni Kololio Kaleke, Tiga Etnis Bambaira, dan Sanggar Seni Daesolo Tampaure. Kolaborasi ini mendorong pertukaran ide, gaya, dan praktik kesenian, serta memperkaya pengalaman para anggota dalam berkesenian.
Fokus utama sanggar ini adalah pengembangan bakat pemuda di berbagai bidang seni, mulai dari musik tradisional, tari, teater, perfilman, hingga seni rupa. Melalui pelatihan intensif dan penampilan publik, Sanggar Seni Mutianggaluku terus membina generasi muda untuk memahami dan mencintai budaya lokal sembari memberikan ruang ekspresi kreatif. Sanggar ini juga rutin mengadakan acara budaya dan mengikuti berbagai festival kesenian, menjadikannya sebagai pusat kreativitas yang dinamis di Kecamatan Dolo Barat.
Dengan adanya Sanggar Seni Mutianggaluku, Kecamatan Dolo Barat kini memiliki pusat pengembangan seni yang tidak hanya memperkaya budaya lokal tetapi juga membangun rasa bangga terhadap warisan seni dan tradisi masyarakat Sulawesi Tengah.